Info Tangsel
Ari Wibowo, Remaja di Tangsel dengan Kulit seperti Ular
Foto-foto Ari ini dipublikasikan situs dailymail.co.uk yang merupakan hasil jepretan fotografer dokumenter di Indonesia, Nurcholis Anhari Lubis.
“Ini benar-benar menyedihkan karena dia tidak dilahirkan secara normal dan memiliki kulit bersisik di sekujur tubuhnya, mirip dengan orang yang terkena luka bakar parah dari telapak kaki sampai kepalanya,” kata Lubis kepada Daily Mail Australia.
Pada orang yang normal, sel-sel kulit diganti setiap 28 hari sekali. Namun, sejak lahir Ari mengalami pergantian kulit setiap 41 hari sekali. Untuk menjaga kulitnya tidak mengeras dan mengerut, setiap hari Ari harus merendam tubuhnya selama satu jam. Tak hanya itu, ia harus mengoleskan lotion ke seluruh tubuhnya agar kulitnya tidak terlalu kering.
Karena kondisi kulitnya ini Ari mengalami kesulitan berbicara dan penglihatannya terganggu. Ia pun dijuluki snake boy karena sisik kulitnya seperti ular.
“Jika dia tidak melembabkan atau merendam kulitnya dalam air, tubuhnya akan mengerut dan mengeras seperti patung dan dia akan sulit bergerak,” kata Lubis.
Ironisnya, tidak ada sekolah yang mau menerima Ari sebagai murid karena takut penyakit kulitnya akan menular pada guru maupun siswa lain. Ari pun akhirnya belajar sendiri dan kurang bersosialisasi dengan masyarakat atau teman-teman seusianya.
Menurut keluarganya, dokter di rumah sakit tempat Ari dilahirkan tak mampu mengobati penyakit kulit yang diderita Ari. Dokter pun meminta keluarga untuk membawa Ari pulang dari rumah sakit.
Beberapa warga sekitar bahkan menduga bahwa kondisi kulit yang terjadi pada Ari akibat perilaku ibunya saat hamil. Mereka berpikir bahwa sang ibu pernah menganiaya binatang ketika hamil sehingga memengaruhi kondisi anak saat dilahirkan.
“Saya tidak percaya mitos, tetapi di Indonesia, masih banyak orang yang percaya ini,” kata Lubis.
Sementara itu, seperti dikutip dari dailymail.co.uk, Ari menderita eritroderma atau dikenal dengan red man syndrome, yaitu kelainan pada kulit yang menyebabkan kulit di sebagian besar tubuhnya bersisik dan mengelupas.
Menurut Lubis, Ari bisa menjalani hidup seperti teman-teman seusianya. Ia makan dan minum seperti halnya mereka yang memiliki kulit normal. Ari pun sangat doyan makan mi instan dan biskuit. Meski menderita penyakit kulit yang langka, kini Ari mencoba hidup normal di tempat tinggalnya kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan. (source via kompas.com)