Info Tangsel
Kadis Kesehatan Mengaku Lega Soal Alkes
Dadang datang di acara penyerahan DPA dengan mengenakan kemeja batik merah, yang dipadukannya dengan celana panjang berwarna gelap. Dengan senyum sumringahnya, Dadang menyapa pejabat dan pewarta, yang sudah lebih dulu datang.
“Asslamualaikum, sehat semua?” katanya sembari menjabat tangan satu persatu. Dia pun duduk di sofa depan ruang rapat kantor Walikota Tangsel, dengan penuh percaya diri, dia siap dengan berbagai pertanyaan dari wartawan.
“Lebih lega saja saat ini,” katanya saat ditanya wartawan, bagaimana perasaanya setelah beberapa kali dipanggil ke Gedung KPK, sebagai saksi dari berbagai kasus Tubagus Chaeri Wardhana.
Dia mengaku, tahun kemarin merupakan tahun pelajaran untuknya. Sehingga, dia juga lah yang memerintahkan seluruh karyawannya, untuk bersikap hati-hati dalam mengeluarkan uang untuk kepentingan pembangunan maupun program kerja ditahun lalu.
“Sebagai pengguna anggaran tentu saya harus bersikap penuh kehati-hatian. Terlebih saya juga tahu ini ada masalah,” ungkapnya.
Maka tak heran, pada tahun 2013 lalu, SILPA Dinkes Kota Tangsel, membengkak hingga Rp 122 miliar. “Itu belum dibayarkan kepada rekanan. Banyak ya, mulai dari pembangunan puskesmas, gedung kesehatan dan RSU, sampai pengadaan alat kesehatan (alkes),”terangnya.
Meski mengalami tahun yang buruk di 2013, Dadang mengaku akan menutup buku tahun kelam itu. Dia memilih untuk bekerja secara profesional ditahun 2014 ini.
“Saya harapkan kepada seluruh jajaran kesehatan, baik itu di puskesmas, RSU, dan kedinasan. Agar bersikap profesional, baik dalam hal pelayanan kesehatan maupun administrasi,” pungkasnya.
Dadang pun mengingatkan bahwa sebagai birokrat semua harus sesuai dengan aturan. “Kita birokrat ya harus nurut,” jelas Dadang.
Ditanya lebih mendalam maksud pernyataannya? Dia pun tertawa lepas sambil mengatakan jangan mengarah ke sana. “Yang jelas sesuai dengan prosedur,” elaknya. (sumber: tp/bh/to)