Info SKPD
Pemkot Gandeng Kelompok Tani Kembangkan Budidaya Lele Jumbo
Varietas ikan jenis lele sangkuriang dianggap paling tepat, di tengah semakin sempitnya lahan pertanian yang ada saat ini. Sedangkan harga jual dipasaran pun lebih mudah dan menguntungkan.
“Ikan lele jenis ini menjadi unggulan lantaran proses pembesaran lebih gampang dan cepat panen,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kota Tangsel, Dadang Raharja, Senin, (27/1/2014).
Menurutnya, usaha budidaya ikan Lele Jumbo tidak membutuhkan lahan yang luas. Kolam untuk pengembangbiakan bisa menggunakan terpal plastik berukuran 2×3 meter persegi. Ukuran itu mampu menampung 100 ekor ikan lele.
Menurut Dadang, kebutuhan ikan di 7 kecamatan se Tangsel mencapai 32.451 ton pertahun. Pada 2013 lalu, produksi ikan tawar dari kalangan Pokdakan baru sebesar 245 ton pertahun.
Dadang mengakui, pasokan budidaya ikan dari Kota Tangsel tidak mencukupi. Sedangkan kekurangan pasokan diambil dari daerah Bogor dan Sukabumi.
“Selain itu, pangsa pasar lele di Kota Tangsel cukup menjanjikan,” terang Dadang ditemui usai panen ikan lele jumbo di Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang.
Dadang memaparkan, saat ini telah ada dan terbentuk sebanyak 54 Pokdakan sebagai kelompok tani binaan. Mayoritas telah diberikan pelatihan budidaya lele sangkuriang menjadi nggulan.
Meskipun lahan pertanian dan perikanan di Kota Tangsel kini tinggal 100 hektar akibat tergerus pengembangan perumahan, Dadang bilang, itu tidak menjadi persoalan.
DPKP Kota Tangsel tetap berusaha meningkatkan kebutuhan ikan air tawar dipasaran. Bahkan, setiap tahun enam dari 54 pokdakan mendapat bantuan dana dari Kementerian Perikanan dan Kelautan masing-masing Rp 65 juta.
“Setiap tahunnya Pokdakan akan bergantian menerima bantuan dari kementerian sesuai dengan kuota yang diberikan pemerintah pusat,” terangnya. (sumber: kabar6.com)