Connect with us

Smart City, Mimpi Tangsel Kedepan

Info Tangsel

Smart City, Mimpi Tangsel Kedepan

18.143.23.153 – Masih ingat tentang “Smart City” yang menjadi mimpi Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Meski oleh sebagian kalangan dianggap sebatas wacana, tapi tidak ada salahnya, setiap perubahan diawali dari mimpi. Melalui mimpi itulah, akan tersusun sebuah kerangka berfikir dan selanjutnya dinyatakan dalam bentuk-bentuk konkret yang disebut dengan program kerja.

Mungkin penilaian itulah sampai hari Walikota Tangsel Hj. Airin Rahmi Diany masih optimis Tangsel bisa menjadi “smart city.” Bahkan dulu, Airin-demikian ia akrab disapa sempat belajar di Jerman guna mencari tahu tentang konsep pengembangan kota tersebut. Menurut dia, konsep “smart city” sudah tidak bisa dihindari lagi. Kenapa demikian? Tidak bisa dipungkiri, Tangsel merupakan salah satu kota penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta.

Persoalan segala lini sektor seperti lingkungan, pendidikan, lapangan pekerjaan, kesehatan, transportasi di Tangsel, dan seluruh kota penyangga lainnya, membutuhkan kecepatan dalam penanganannya. Konsep pembangunan kota haruslah mendukung pengembangan ekonomi, infrastruktur, pelayanan dasar, lingkungan dan sosial budaya, smart living, smart governance, smart economy and smart people.

“Tangsel ke depan haruslah modern. Kemoderenan harus didukung dengan manajemen kota yang baik. Minimal pelayanan kepada masyarakat dibuat lebih praktis. Karena endingnya adalah bagaimana kualitas hidup masyarakat harus meningkat,” katanya, Senin (2/9/2013).

Makanya, lanjut Airin, dalam mewujudkan mimpi tadi (Tangsel sebagai kota smart city) sejauh ini pemerintah daerah mulai menatanya secara bertahap. Ia menyontohkan soal layanan kesehatan masyarakat, dimana setiap Puskesmas yang ada di Tangsel, membebaskan pembiayaan kepada masyarakat untuk layanan dasarnya. Kemudian peningkatan infrastruktur jalan. Meskipun belakangan, banyak pro-kontra di masyarakat tentang pembangunan jalan, Airin menganggapnya itu sebagai proses.

“Kerja-kerja pemda tidak salah dikritisi. Ketika terjadi kritikan dari masyarakat soal kinerja pembangunan, itu artinya masyarakat Tangsel sudah berperan aktif dalam ornamen pembangunan, siklusnya jalan, smart people (masyarakatnya cerdas) ciri khas kebanyakan warga Tangsel” tegasnya.

Smart City dalam berbagai literatur setidaknya harus memiliki enam dimensi antara lain: ekonomi, mobilitas, lingkungan, manusia, kehidupan dan pemerintahan. Ekonominya harus berbasis kreatifitas dan social capital. Pemerintahannya berbasis empowerment and participation, mobilitasnya berbasis transportasi dan infrastruktur. Sedangkan dimensi kehidupannya berbasis quality of life and culture. Terakhir dimensi environment harus berbasis sustainability and resources.

Ada yang beranggapan bahwa smart city titik awalnya adalah menyiapkan sistem teknologi informasi dan komunikasi yang mumpuni. Kendati sebenarnya juga ada yang beranggapan, didahulukan dengan menyiapkan pondasi dasarnya yang tak lain adalah infrastruktur. Karena tidak akan pernah ada pelayanan yang berkualitas tanpa ketersediaan infrastruktur yang baik. Jadi tidak salah, ketika Pemda Kota Tangsel sejauh ini masih fokus terhadap peningkatan infrastruktur.

Beberapa kota yang sudah melakukan konsep ini di antaranya, Kota Vienna, Toronto, Paris, Tokyo, Seoul, Singapura dan Hongkong sebagaimana dirilis founder smartcitieshub, @boydcohen. Sedangkan di Indonesia, ada Kota Surabaya dan Denpasar tepatnya di Kabupaten Jemrana yang mengembangkan proyek Jimbarwana Network (J-Net) yang sudah berlangsung sejak 2007.
Kepala Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman Kota Tangsel Dendi Priyandana menjelaskan, konsep smart city sudah pasti memberikan dampak khususnya di sektor ekonomi. Dengan potensi APBD di Tangsel yang sedemikian besar, ia yakin ke depan akan memengaruhi peningkatannya. Ia kembali mengambil contoh Jembrana tadi. Awalnya kabupaten ini memiliki PAD Rp2,3 miliar saja, setelah menerapkan J-Net, tahun 2010 PAD-nya terdongkrak menjadi Rp20 miliar.

“Berarti bisa kita gambarkan kenaikan PAD Tangsel, jika memang menerapkan konsep ini,” ujar Dendi-sapaan akrabnya. Lantas bagaimana menjawab pernyataan bahwa selama ini konsep smart city untuk Tangsel sebatas wacana. Ditanya demikian, dirinya mengakui bahwa segala sesuatunya harus dilakukan secara bertahap. Buat Dendi, untuk sementara ini, pemda masih terfokus pada peningkatan pelayanan dasar terlebih dulu. Menuju smart city tidaklah mudah. “Kan perencanaan pengembangan kotanya harus dikonsolidasikan, tidak bisa ego sektoral,” tuturnya.

Belum lagi lanjut dia, permasalahan keterbatasan anggaran dan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai. Anggaran daerah sejauh ini masih terserap di infrastruktur, termasuk sektor kesehatan dan pendidikan. “Tidak mungkin menyediakan SDM berkualitas kalau tempat membuatnya (sekolah-sekolah, red) tidak perkuat terlebih dulu,” tandasnya seraya menambahkan pentingnya juga pemukiman yang sehat.

Diluar itu permasalahan lain yang masih dihadapi pemda seperti status aset, khususnya aset-aset ekonomi yang belum diserahkan sepenuhnya oleh Kabupaten Tangerang selaku daerah induk.
Dirinya berkeyakinan, bahwa konsep smart city dipastikan bisa terealisasi. Alasannya, karena Tangsel memiliki potensi atau peluang besar. Lihat saja pertumbuhan PAD Tangsel dari tahun ke tahun. Tahun 2012 saja sudah mencapai Rp400 miliar. Bandingkan di tahun pertama berdiri (2009) yang hanya Rp25,4 miliar. Bukti lainnya APBD di tahun 2012 nyaris menyentuh angka Rp2 triliun (tepatnya Rp1,985 triliun).

Kemudian Tangsel memiliki banyak perguruan tinggi yang berstandar nasional dan internasional: Universitas Muhammadiyah Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, Institut Teknologi Indonesia, Swiss German University, Binus, Universitas Pamulang dan lainnya.
“Jika mengacu pada potensi tadi sebenarnya Tangsel mampu menerapkan smart city. Infrastrukturnya juga memadai dengan keterlibatan sektor swasta yang berinvestasi di Tangsel seperti Bintaro, Bumi Serpong Damai (BSD) dan Alam Sutera. Lembaga penelitian seperti Puspiptek, BPPT, Batan,” kata Dendi menambahkan. (*/adv)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top
Exit mobile version