Kuliner
Wisata Kuliner, Penyumbang Terbesar PAD Tangsel
“Optimisme itu tentu bukan tanpa dasar. Tahun 2010, target Rp 40 miliar dari sektor yang sama berhasil dicapai. Apalagi, wisata kuliner dan belanja yang menjadi penyumbang terbesar, terus tumbuh pesat dari tahun ke tahun. Seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang melesat dan peningkatan jumlah penduduk,” demikian siaran pers PHRI Kota Tangerang Selatan, Rabu (12/1/2012).
Sampai pertengahan tahun 2011, di Tangsel terdapat 315 rumah makan yang tersebar di 7 kecamatan. Angka itu naik hampir separuhnya dari tahun 2010 yang tercatat 200 rumah makan. Bisa jadi angka faktualnya kini sudah mencapai 500 rumah makan.
Harus diakui, perkembangan pesat wisata kuliner di Tangsel terjadi berkat pertumbuhan properti. Pengembang-pengembang tak hanya membangun rumah-rumah atau pemukiman, melainkan semacam kota-kota kecil. Pusat-pusat perbelanjaan, sarana kesehatan, pendidikan, hingga urusan perut sangat diperhatikan. Kaum urban di sekeliling pusat-pusat itu pun terus membengkak. Pasar potensial pun terbentuk.
Bagi pengusaha kuliner, Tangsel ibarat madu. Yang kreatif meracik dan mengemas produk dengan baik, pasti akan mendapatkan manisnya. Yang pintar mengolah makanan sederhana terasa spesial dan unik juga begitu. Yang pandai menggabungkan menu dengan suasana alam pun tak ketinggalan.
Tantangan yang paling besar bagi para pengusaha kuliner dan pengusaha umumnya bukan urusan intern dapur. Melainkan bagaimana mereka mendapat kemudahan dan fasilitas dari pemerintah. Tentang kemudahan dan keringanan biaya dalam proses perizinan. Tentang infrastuktur jalan yang baik dan tidak macet agar para pengunjung tak harus berpusing-pusing menuju lokasi resto langganannya atau berburu tempat kuliner baru.
Sentuhan pemerintah atas perizinan dan infrastruktur jalan, dipastikan akan mengubah banyak wajah wisata kuliner Tangsel. Para pemburu cita rasa yang berasal dari luar Tangsel, Banten dan DKI Jakarta akan terus bertambah. Citra Tangsel sebagai surga para petualang kuliner pun akan meluas.
“Menjadi surga kuliner warga kosmopolitan. Bukan mustahil, pebisnis dari Singapura atau Hongkong mampir di Tangsel hanya untuk makan siang di salah satu resto,” demikian siaran pers PHRI Kota Tangerang Selatan.