Connect with us

Seperti Apa Sekolah Polwan di Ciputat?

Info Tangsel

Seperti Apa Sekolah Polwan di Ciputat?

sekolah_polwan_ciputat18.143.23.153- Saban pagi, lapangan Sekolah Polisi Wanita di Ciputat, Jakarta Selatan, dijejali ratusan perempuan berseragam dinas harian. Meski rambut mereka dipangkas pendek seperti layaknya lelaki dan sekujur tubuh mereka berkeringat terkena matahari pagi, perempuan-perempuan siswa sekolah polisi itu masih terlihat sangat cantik.

Sepanjang apel, mereka akan mendapatkan informasi paling baru dari komandan apel. Ketika Tempo berkunjung ke sana awal Agustus 2013 lalu, siswa mendapat informasi soal  perayaan ulang tahun Polisi Wanita pada 1 September 2013. Siswa diminta berpartisipasi dalam perayaan itu. Ada yang mengikuti lomba futsal sampai lomba masak bersama yang mengundang sebuah program acara masak-memasak di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.

Setelah mengikuti apel, 500 siswa angkatan tahun 2013  akan dibagi ke lima kompi. Setiap kompi beranggotakan 100 orang. Lima kompi itu mendapatkan pelajaran yang berbeda-beda sepanjang hari mulai dari pukul 07.30 sampai menjelang Magrib.

Salah satu kompi hari itu mendapatkan pelajaran Peraturan Dasar Kepolisian. Di dalamnya, siswa diajarkan peraturan baris-berbaris ala polisi. Kebetulan, topik utama hari itu adalah mengenai tata upacara. “Seorang polwan harus bisa ditugaskan sebagai perangkat upacara, harus bisa menjadi ajudan inspektur upacara, pembawa acara, lalu sebagai pengucap Tribarta Catur Prasetya,” kata seorang pengajar Sepolwan.

Karena penampilan merupakan salah satu indikator penting dalam pendidikan polwan, soal ini ditekankan khusus.

Pengajar di sekolah polwan mengakui bahwa kecantikan merupakan salahsatu modal utama polisi wanita.  “Kalau enak dipandang, masyarakat kan senang dilayani polisi,” katanya sembari tersenyum.

Memang tidak ada kurikulum atau pelajaran khusus yang mengajarkan soal perawatan tubuh sebagai seorang polisi. Namun, satu hal yang ditekankan saat polisi wanita tampil ke hadapan publik adalah performa dan tata bicara mesti dijaga. “Jangan sampai memalukan dirimu sendiri ke publik,” kata sang pengajar. (sunber: tempo.co)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top