Connect with us

Cegah Terorisme, Mahasiswa Gelar Diskusi Publik

Info Tangsel

Cegah Terorisme, Mahasiswa Gelar Diskusi Publik

Gerakan terorisme masih menjadi ancaman di Indonesia, khususnya di Tangerang Selatan (Tangsel). Untuk mengantisipasi dan menangkalnya, mahasiswa dan organisasi kepemudaan (OKP) yang ada di kota perdagangan dan jasa ini diminta lebih mengedepankan gerakan budaya.

Demikian diungkapkan Pembelajar dari Tangsel Intitut, Sony Majid dalam diskusi publik dengan tema “Peran Mahasiswa Dalam Mencegah Bahaya dan Ancaman Terorisme di Kalangan Masyarakat Tangerang Selatan” yang digelar , Ciputat Timur, kemarin.

Menurutnya, kota berpenduduk 1,45 juta jiwa ini masih rawan tindak terorisme. Terlebih, beberapa kali aparat kepolisian melakukan aksi penangkapan sejumlah pelaku terorisme di kota yang dipimpin Walikota Airin Rachmi Diany ini.

“Kenapa saya tekankan gerakan budaya untuk menangkal terorisme? karena tidak ada satupun nilai kebudayaaan kita yang mengajarkan tentang kekerasan, tapi lebih memunculkan ajaran-ajaran tentang kemanusiaan. Ini penting untuk ditumbuhkan kembali,” kata dosen Universitas Pamulang (Unpam).

Maka itu, kepada mahasiswa ia mengimbau agar tetap menjaga budaya literasi. Fungsinya, yakni untuk melakukan kajian yang dapat menambah sudut pandang dalam melihat aspek kehidupan yang ada di sekitarnya.

“Sedangkan untuk OKP, sepertinya OKP sudah perlu juga membuat kurikulum kaderisasi organisasi yang membahas pengembangan ekonomi kreatif. Dengan begitu, pemuda-pemuda akan sibuk dengan kegiatan usahanya dan mengembangkan ekonominya,” bebernya.

Pengembangan ekonomi kreatif ini, menurutnya amat penting bagi masyarakat. Karena berdasarkan pengamatannya, hampir seluruh pelaku terorisme terpengaruh karena kondisi ekonominya yang kurang sehat. “Kondisi ekonomi itu berpengaruh,” kata dia.

Sony juga menambahkan, pemerintah daerah juga punya peran penting dalam menangkal tindak terorisme. Salah satunya, dengan mengedepannkan aspek budaya dan tradisi lokal masyarakat Tangsel menjadi sebuah muatan lokal (mulok) atau mata pelajaran di sekolah.

“Banyak contoh, gerakan budaya efektif menangkal gerakan terorisme. Maka itu, pengembangan budaya saya pikir akan mampu menangkal tindak terorisme,” tandasnya.

Sebagai informasi, diskusi itu juga dihadiri mantan pelaku dan mantan napi KSS Terorisme, Kurnia Widodo dan Direktur Indonesian Muslims Crisis Center-IMCC yang juga dosen HI FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Robi Sugara. (TR/to)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top